Kehadiran ratusan ribu bahkan jutaan massa AMIN yang membeludak, adalah bukti nyata ketertarikan publik Jawa Timur untuk datang kepada AMIN. Terlebih massa yang hadir adalah sukarela. #kbanews
SURABAYA | KBA– Gelombang perubahan untuk Indonesia yang lebih adil semakin mengalir deras, salah satunya nampak dari antusiasme ratusan ribu warga Jember, pada kegiatan Jalan Sehat Santri Sarungan bersama pasangan Bacapres dan Bacawapres Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN) di GOR PKPSO Kaliwates, Jember, Minggu 29 Oktober 2023.
Kegiatan-kegiatan yang dihadiri pasangan AMIN di Jawa Timur, mulai dari Malang, Sidoarjo, Pasuruan, hingga Jember selalu dibanjiri rakyat. Bahkan, pada hari yang sama Minggu 29 Oktober 2023 juga berlangsung jalan sehat di Bondowoso. Kegiatan di Bondowoso, walau tanpa kehadiran AMIN, karena pada saat yang sama pasangan AMIN harus berada di Jember, juga dipenuhi simpatisan pendukung.
Sementara itu, sejumlah survei di Jawa Timur justru menempatkan pasangan AMIN pada posisi rendah.
Periset di Center for Social Policy Surabaya, Jawa Timur, Rosdiansyah, mengemukakan fenomena membeludaknya massa yang hadir menunjukkan bahwa masyarakat Jawa Timur menginginkan perubahan. “Massa yang berbondong-bondong hadir menunjukkan penggalangan dan antusiasme riil massa yang hadir dalam event yang digelar AMIN di Jawa Timur. Selain bahwa menunjukkan masyarakat Jawa Timur menginginkan perubahan,” ujar Rosdiansyah, Senin 30 Oktober 2023.
“Jadi kalau ratusan ribu yang hadir di berbagai wilayah di Jatim itu riil antusiasme massa pendukung AMIN, sebaliknya survei yang menempatkan AMIN tertinggal di Jatim itu segala sesuatunya serba misterius. Publik secara luas kini mulai mempertanyakan motif dan akurasi survei tersebut. Warga mulai sadar di survei itu siapa yang nomor satu, nomor dua, kemudian siapa yang memesan survei tersebut. Saat ini, ketidakpercayaan publik terhadap survei bisa dibilang mencapai puncaknya,” terang alumnus Unair Surabaya yang pernah dua tahun studi lanjut di Belanda ini.
Rosdiansyah mengungkapkan, saat ini kemudian coba dibenturkan antara hasil survei dengan membeludaknya massa AMIN. “Kemudian kan mau dibenturkan bahwa walaupun penggalangan massa oke, tetapi hasil survei (tetap) jeblok dengan berbagai pembenaran. Nah, massa yang datang ke event AMIN ini kan faktual, bukan persepsi. Sementara survei itu persepsi, yang bisa berubah sewaktu-waktu,” kata dia.
“Kita juga tidak tahu kapan, siapa yang disurvei, apa lembaga survei itu lagi punya motif tertentu untuk menggiring opini publik, dan seterusnya. Kecuali sedikit lembaga survei yang benar-benar menjaga kredibilitasnya. Saya berkomunikasi dengan teman-teman praktisi survei dan mereka sepakat bahwa survei itu persepsi. Artinya, bisa berubah. Di sisi lain, kehadiran ratusan ribu bahkan jutaan massa AMIN yang membeludak, adalah bukti nyata ketertarikan publik Jawa Timur untuk datang kepada AMIN. Terlebih massa yang hadir adalah sukarela,” tandas Rosdiansyah.
“Kalaupun ada yang datang karena ingin menang undian itu salah satu cara saja. Tapi fakta riilnya masyarakat Jawa Timur selalu antusias mengikuti kegiatan AMIN dan menjadi bukti di mana-mana penggalangan massa AMIN selalu direspons positif oleh publik di Jawa Timur,” pungkasnya. (kba)