Relawan Anies P24 Yogyakarta menginisiasi pembuatan 1.000 baliho Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) melalui penggalangan dana. Baliho dipasang saat masa kampanye Pemilu 2024. #aminkanindonesia
YOGYAKARTA | KBA – Relawan Anies Baswedan Presiden 2024 (Anies P24) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menginisiasi pembuatan 1.000 baliho Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN). Saat ini penggalangan dana sedang dilakukan. Rencananya baliho akan dipasang saat masa kampanye Pemilu 2024.
Ketua DPW Anies P24 DIY Hermawan Basuki mengatakan, penggalangan dana dari anggota relawan, simaptisan dan donatur sedang dilakukan. Saat ini sudah terkumpul sekitar Rp4 jutaan. “Saat masa kampanye tiba, insyaallah uang sudah terkumpul lalu kita cetak dan pasang,” katanya kepada KBA News, Kamis, 2 November 2023.
Dia memastikan pemasangan tidak dilakukan dalam waktu dekat. Pasalnya sesuai jadwal, Bawaslu akan melakukan penertiban alat peraga kampanye (APK) pada 4-29 November 2023. “Tidak akan pasang dalam waktu dekat, dari pada dicopot petugas kita yang rugi. Nunggu masa kampanye sambil ngumpul uangnya,” ungkapnya.
Herbas, sapaan akrabnya, mengungkapkan, targetnya pada masa kampanye bisa memasang 1.000 baliho. Rencananya dua ukuran, yakni 2×3 meter dan 1×2 meter.
“Yang besar prioritas dipasang jalan masuk Kota Jogja dari barat, utara, selatan, dan timur. Yang kecil dipasang di desa-desa,” jelas pensiunan wartawan TVRI Yogyakarta.
Baliho dipasang di titik-titik strategis, namun yang tidak berbayar sewa tempat. Tim relawan sudah menginvetarisir lokasi-lokasi yang akan dipasang. “Kita pasang dengan rangka bambu, bukan di reklame milik perusahaan advertising karena sewanya mahal dan terbatas masa berlakunya,” ungkapnya.
Menurut dia, aksi 1.000 baliho ini bukan kali pertama dilakukan. Pada pertengahan Agustus lalu, Anies P24 DIY juga menginisiasi pembuatan 1.000 banner melalui penggalangan dana. Saat ini banner baru bergambar Anies Baswedan karena belum ada deklarasi dengan Muhaimin Iskandar.
Dia mengatakan, banner-banner tersebut dipasang di selutuh DIY. Sebagian sudah rusak atau dicopot orang tidak bertanggung jawab. “Biar tidak hilang, kita copot lalu dipasang di rumah-rumah penduduk, terbanyak di Gunungkidul,” katanya. (kba)