Sejalan dengan itu, sosialisasi terkait figur dan berbagai capaian Anies selama ini perlu digencarkan. Karena itu pula, dia memuji tim relawan Anies sudah masuk ke Lembata di mana tim dari capres belum melakukannya.
LEWOLEBA | KBA – Tinggal di Pulau Lembata yang terletak di gugusan Kepulauan Solor, ujung timur Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), bukan berarti Ali Geroda (53) tidak mengetahui dinamika dan perkembangan politik nasional.
Apalagi bekerja di media lokal, membuat kakek tiga cucu ini aktif mengikuti pemberitaan termasuk politik. Belum lagi, meski bukan orang partai politik, tapi Ali Geroda kerap dan bahkan berhasil menjadi tim sukses.
“Saya tidak aktif di partai. Tapi saya termasuk salah satu tim sukses. Saya berhasil dua kali tim sukses bupati. Dua kali tim sukses anggota DPRD. Sekarang anggota DPRD itu ada di Kupang, tingkat provinsi,” katanya kepada KBA News pekan lalu di sela-sela Dialog Kebangsaan: Membangun Harmoni dan Merawat Persatuan & Deklarasi Laskar Angkatan Muda Anies Baswedan (AMAN) Kabupaten Lembata di aula Annisa Beach Hotel, Lewoleba, Ibu Kota Kabupaten Lembata.
Terkait Pemilihan Presiden 2024, sosok Anies Baswedan mencuri perhatiannya. Menurutnya, Anies merupakan salah satu putra terbaik Bangsa Indonesia yang telah menunjukkan kapasitas kepemimpinannya ketika menjadi Gubernur DKI Jakarta.
“Jakarta menjadi cermin Indonesia. Keberhasilan di Jakarta mungkin juga akan dilakukan oleh Pak Anies pada masa pemerintahannya nanti sebagai presiden,” papar Ali Geroda, pemeluk Katolik, agama yang dianut mayoritas masyarakat Lembata ini.
Meski demikian, dia mengakui begitu menyatakan bersedia menjadi calon presiden dari Partai NasDem, Anies langsung digoyang dengan berbagai isu dan tuduhan negatif. Menurutnya itu tidak lepas dari upaya-upaya lawan politik yang ingin mendelegitimasinya.
“Bahwa ada dinamika, ada pernyataan, itu juga harus dibaca dari segi politik. Masing-masing politisi ingin figurnya terbaik dan cenderung menjadikan figur-figur lain itu ‘kambing hitam’. Itu sebenarnya demokrasi kita memasuki masa suram. Mestinya pilihan kata itu memberikan kesejukan,” imbuhnya.
Ali Geroda sendiri tidak percaya dengan tuduhan-tuduhan bahwa Anies itu radikal, intoleran seperti banyak disebut di media sosial. “Saya melihat Pak Anies figur nasionalis. Kita berikan kesempatan kepada beliau untuk berkompetisi,” tukasnya.
Karena itu dia berharap Anies dan tim tidak terpancing dengan isu-isu murahan tersebut. Anggap saja itu sebuah tantangan untuk mencapai puncak, seperti juga kerap disampaikan oleh Anies Baswedan dalam banyak kesempatan.
“Karena ya kita lihat juga toh, kalau kita sampai ke puncak, mesti ada goyangan, ada angin, ada badai. Tinggal bagaimana Pak Pak Anies memenej pribadi, memenej hati nurani, memenej psikologinya supaya jangan terpancing. Supaya jangan patah arang. Tetap konsisten, tetap rendah hati. Itu yang paling,” kata sosok dengan perawakan tinggi tegap ini.
Sejalan dengan itu, sosialisasi terkait figur dan berbagai capaian Anies selama ini perlu digencarkan. Karena itu pula, dia memuji tim relawan Anies sudah masuk ke Lembata di mana tim dari capres belum melakukannya.
“Tapi perlu juga dilakukan sosialisasi secara detail, beri pernyataan hal-hal positif dari apa yang sudah dilakukan oleh Pak Anies di Jakarta. Dengan hadirnya di Lembata, Pak Anies sudah memberikan satu langkah maju,” tandasnya.
Dengan sosialisasi dan aktif meluruskan isu-isu miring, dia yakin masyarakat Lembata akan mmemilih Anies pada Pilpres 2024 nanti. Makanya dia menepis anggapan bahwa suara NasDem yang pada Pemilu 2019 meraih dua kursi di DPRD Lembata akan jemblok karena mendukung mantan Mendikbud yang pernah menjadi Rektor Universitas Paramadina tersebut.
“Orang kemudian melegitimasi kalau NasDem mendukung Pak Anies tentu perolehan suara NasDem akan menurun. Tapi pernyataan itu dari siapa? Pernyataan itu bisa berasal dari orang-orang yang di luar Partai NasDem,” demikian Ali Geroda. (kba)