“Ini sebenarnya wujud penghargaan sebagai tamu yang datang,” jelas Billy, yang sejak tahun 2013 bekerja bersama Anies Baswedan.
“Ini sebenarnya wujud penghargaan sebagai tamu yang datang,” jelas Billy, yang sejak tahun 2013 bekerja bersama Anies Baswedan.
JAKARTA | KBA – Siniar Ade Armando dalam tayangan berjudul “Di Papua, ANIES Didukung Komunitas Aliran Sesat?” di kanal Youtube @CokroTv pada Selasa, 26 Desember 2022, mengundang reaksi keras dari pihak Gereja Alfa Omega yang beralamat di Sentani, Kabupaten Jayapura.
Pasalnya gereja yang didatangi Anies Baswedan pada Jumat, 9 Desember 2022 lalu dalam rangkaian kunjungannya ke Papua selama dua hari tersebut disamakan Ade Armando dengan Alfa Omega di Kabupaten Supiori yang dibubarkan aparat dan pemerintah pada April 2021 lalu karena memiliki ajaran sesat.
Selain pihak gereja, para tokoh adat juga menyesalkan podcast Ade Armando ini. Karena narasi yang dibangun pakar komunikasi dari Universitas Indonesia itu saat mengomentari pemberian nama Yohanes kepada Anies dianggap melecehkan.
Apalagi ketika Ade Armando mempertanyakan sosok ondoafi (kepala adat) yang menyematkan nama tersebut.
“Kalau saya anggap sih cukup melukai hati-hati mereka, bapak adat yang di sana. Karena ketika satu ondoafi terdampak, juga pasti kan ondoafi yang lain, kepala-kepala suku yang lain juga akan merasa bahwa, ‘Oh ini yang ada yang mencoba ‘melecehkan’ tentang adat yang kami lakukan’,” jelas Ketua Cahaya dari Timur Foundation Billy David Nerotumilena dalam podcast Angga PF berjudul “Gado Gado Nalar Ade Armando” di akun Youtube @Cerita Orang Dalam Selasa malam, 27 Desember 2022.
Karena selain Ondoafi (Kepala Adat) Sentani Boas Assa Enoch, yang “mengangkat” Anies sebagai anak dan memberikannya nama Yohanes, lanjut anak Pimpinan Rumah Doa Alfa Omega Pendeta Robert Nerotumilena tersebut, juga hadir sejumlah ondoafi lainnya seperti Yanto Eluay dan George Arnold Awi saat menyambut kehadiran Anies Baswedan.
Karena itu tidak heran setelah menyaksikan tayangan tersebut, di antara mereka mendorong Billy untuk menuntut agar Ade Armando meminta maaf.
“Jadi ini yang disayangkan dari dari video itu beredar. Karena bukan cuma menyerang secara agama dengan berita-berita yang ngawur tentang ritual sesat dan lain sebagainya, tapi juga ada para tokoh adat, ketua adat yang di situ disinggung juga. Itu yang disayangkan sebenarnya,” katanya lagi.
Karena pemberian nama Yohanes kepada Anies merupakan inisiatif dari para tokoh adat tersebut, bukan dari pihak gereja apalagi Anies Baswedan. Penyematan nama ini bagian dari kearifan lokal setelah sebelumnya kepala adat Sentani tersebut “mengangkatnya” sebagai anak.
“Ini sebenarnya wujud penghargaan sebagai tamu yang datang,” jelas Billy, yang sejak tahun 2013 bekerja bersama Anies Baswedan.
Meskipun, sambungnya, postingan video Ade Armando tersebut telah di-take down sebelumnya. “Tapi enggak tahu sepertinya videonya sudah dihapus. Karena mungkin ketakutan yang bersangkutan atau mungkin merasa salah ya mengungkap fakta yang salah,” demikian Billy David Nerotumilena.
Semalam, Ade Armando sendiri memang sudah membuat klarifikasi atas tayangannya yang menyulut kontroversi tersebut. Namun dalam tayangan berjudul ALFA OMEGA YANG MENERIMA ANIES BUKAN ORGANISASI YANG MENYESATKAN, Ade Armando hanya mengakui kesalahannya yang terkait dengan menganggap gereja yang menerima Anies sama dengan Alfa Omega di Kabupaten di Kabupaten Supiori yang dibubarkan pemerintah pada April 2021 lalu karena memiliki ajaran sesat.
“Saya harus minta maaf kepada Pendeta Robert yang mungkin sudah terganggu nama baiknya akibat video saya. Saya juga sudah meminta Cokro TV men-take down video saya tersebut,” jelas Ade Armando. (kba)